Berbeda pendapat itu biasa.
Seorang pembeli datang k toko bersama istri nya. Kelihatan dari pakaian pakai jas dan peci, dia seorang Ustad.
Lalu saya ajak ngobrol. Ternyata ustad mengasuh anak yatim. Ada 20 anak yatim.
Saya diskusi dunia usaha. Sampai pada cerita teman yg melatih anak anak yatim berjualan. Saya tunjukkan photo photo aktifitas berjualan.
Tapi Ustad ini beda pendapat dgn saya. Ustad berpendapat gak boleh diajarkan anak untuk berjualan. Karna anak yatim kewajiban kita membiayai mereka. Dan Rasul jg gak pernah mencontohkan.
Akhir nya adu argumen...
Saya kokoh utk mengajarkan anak yatim utk jualan. Karna Rasul juga pelihara kambing alias mengembala. Saya berprinsip latihan berjualan juga bidang ilmu sambil praktek.
Tapi ustad berprinsip gak perlu anak yatim diajarkan tentang uang. Nanti anak nya mikirin uang terus.....
Saya masih ingat diusia SMP saya sdh bisa mengolah emas jadi perhiasan. Mulai dari pegang palu, menggiling emas, melebur emas, mematri, dll.
Bahkan di usia SMP saya sdh bisa memasarkan hasil karya cincin sebanyak 20pcs k toko mas Singgalang di Bukittinggi. ...sekarang saya merasakan perlu nya anak anak dilatih keterampilan dan keberanian.
Bgmn pendapat teman teman, perlu apa tidak perlu ajarkan anak yatim yg usia SMP diajarkan utk berjualan?
Sampai usia berapa thn masih dianggap anak yatim?
Berbeda pendapat itu biasa
Pengalaman tgl 25/2/2016
Afrizal
Www.bekasigrosir.com
Www.bajupoeti.com
Posted by: Afrizal Syafri <bajupoeti@gmail.com>
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (1) |
Iklan dan promosi diperbolehkan HANYA pada hari Senin. Gunakan tag [Iklan] atau [Promo].
Sukseskan Mukernas TDA 4.0
EmoticonEmoticon